Pakaian adat Aceh merupakan pakaian kebesaran raja. Pada masa kerajaan Aceh, pakaian adat ini digunakan
oleh petinggi kerajaan pada lingkungannya. Pakaian adat disebut juga baje linto dan pakaian ini dominan digunakan pada perhelatan
pernikahan, sunatan rasul, dan menyambut tamu tertentu.
akaian adat Aceh, saat ini, juga digunakan untuk
kostum menampilkan tarian tradisional Aceh. Para penari umumnya menggunakan
pakaian ini sebagai kostum wajib dengan mengombinasikan dengan berbagai
aksesori lainnya. Selain daripada itu, pakaian adat tradisional Aceh juga
digunakan pada acara akademik, misalnya mendampingi rektor saat menyerahkan
ijazah. Pakaian adat untuk laki-laki terdiri atas, kemeja hitam bermotif
sulaman emas, celana kain lengan panjang hitam, kopiah meukeutop, rencong, tali pinggang ‘taloe keing’, kain songket berwarna merah bermotif sulaman emas,
tali jam ‘taloe jeuem’ dan sepatu.